Remas Sabilul Jannah - Peristiwa qurban atau berqurban yang dilakukan di setiap Idul Adha, memiliki sejumlah makna yang terkandung di dalamnya. Ada hikmah yang tersirat dan tersurat di sana, karena berqurban didasari atas kisah seorang ayah dan anak nan sholeh, nabiyullah Ibrahim bersama putranya Ismail alaihi sallam.
Hakikatnya untuk berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.
“Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Siapa yang memperoleh kelapangan untuk berqurban, dan dia tidak mau berqurban, maka janganlah hadir di lapangan kami (untuk shalat Ied).” (HR Ahmad, Daru qutni, Baihaqi dan al Hakim])
Berikut sejumlah keutamaan berqurban yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Lewat Berqurban Bisa Lebih Mendekatkan Diri Kepada Allah
Momentum qurban menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 27: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
2. Qurban Cerminkan Sikap Patuh dan Taat
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS Al Hajj: 34)
3. Sebagai Saksi Amal di Hadapan Allah SWT
Ibadah qurban mendapatkan ganjaran yang berlipat dari Allah SWT. “Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Juga kelak pada hari akhir nanti, hewan yang kita qurbankan akan menjadi saksi.
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulunya. Sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah)
4. Membedakan dengan Nonmuslim
Sejatinya qurban (penyembelihan hewan ternak) tidak saja dilakukan oleh umat Islam setiap hari raya adha tiba, tetapi juga oleh umat lainnya.
Sebagai contoh, pada zaman dahulu orang-orang jahiliyah juga melakukan qurban. Hanya saja yang menyembelih hewan qurban untuk dijadikan sebagai sesembahan kepada selain Allah.
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (qurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS: Al-An’am: 162-163)
5. Ajaran Nabi Ibrahim
Berqurban juga menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salam ketika hari an nahr (Idul Adha).
6. Berdimensi Sosial Ekonomi dan Kemanusiaan
Ibadah qurban menjangkau sisi sosial dan kemanusiaan aspek sosial. Sebagaimana diketahui distribusi daging qurban mencakup seluruh kaum muslimin, dari kalangan manapun ia, fakir miskin hingga mampu sekalipun.
Sehingga hal ini akan memupuk rasa solidaritas umat. Jika mungkin bagi si fakir dan miskin, makan daging adalah suatu yang sangat jarang. Tapi pada saat hari raya Idul Adha, semua akan merasakan konsumsi makanan yang sama.
Wallahu ‘alam bisshawab.
Komentar